Penyakit Hemolitik pada Bayi Baru Lahir

Penyakit Hemolitik pada Bayi Baru Lahir


Penyakit hemolitik pada bayi baru lahir/ Hemolytic Disease of the Newborn (HDN), juga disebut eritroblastosis fetalis, adalah reaksi kekebalan tubuh yang serius yang dapat memengaruhi bayi yang baru lahir. Kondisi ini menyebabkan hemolisis yang cepat dan parah-pemecahan sel darah merah red blood cells (RBC) bayi. Kondisi ini hanya terjadi jika terdapat ketidakcocokan golongan darah antara bayi dan orang tua yang sedang hamil. 

Hemolytic Disease of the Newborn
Hemolytic Disease of the Newborn



Umumnya, tes skrining dapat mengidentifikasi apakah sang bayi berisiko mengalami HDN. Jika ada risiko, penanganan tertentu dapat digunakan untuk mencegah terjadinya HDN. Gejala hemolisis dapat berupa pembengkakan pada tubuh, kulit pucat, kulit tampak kuning, berat badan lahir rendah, dan detak jantung yang cepat.

Diagnostik dan penanganan yang tepat waktu akan membantu mencegah kematian atau kecacatan seumur hidup yang mungkin terjadi akibat Hemolytic Disease of the Newborn (HDN).

Penyebab Penyakit Hemolitik pada Bayi Baru Lahir?

Ada cukup banyak kemungkinan penyebab hemolisis. Seorang bayi dianggap sebagai neonatus ketika dia lahir hingga empat minggu setelah kelahiran. Penyebab hemolisis yang paling banyak ditemui selama fase kehidupan neonatal adalah respons imun terhadap ketidakcocokan golongan darah.

eritroblastosis fetalis

Protein pada permukaan red blood cells (RBC) berfungsi menentukan golongan darah. Setiap RBC yang memiliki seseorang di dalam tubuhnya memiliki golongan darah yang sama. Protein-protein tersebut didefinisikan sebagai A, B, dan Rh. Golongan darah seseorang dapat dikenali sebagai A, B, AB, atau O (tidak ada protein A atau B). Lebih lanjut, ada atau tidak adanya protein Rh menjelaskan status Rh seseorang, apakah Rh positif atau Rh negatif.

Ketika ibu hamil memiliki Rh negatif, paparan terhadap darah janin yang ber-Rh positif akan menyebabkan ibu hamil memproduksi antibodi (protein kekebalan tubuh) terhadap RBC janin. Hal ini disebut kepekaan Rh (Rh Sensitization).
Paparan ini paling sering terjadi ketika proses persalinan dan melahirkan. Namun, hal ini dapat terjadi lebih awal dalam kehamilan, termasuk selama keguguran, penghentian kehamilan, kehamilan ektopik, atau prosedur invasif seperti amniosentesis atau pemeriksaan vili korionik.

Kehamilan di mana paparan pertama kali terjadi umumnya tidak terpengaruh. Orang yang sedang hamil diterapi untuk mencegah proses pembentukan antibodi. Apabila antibodi tersebut terbentuk, maka antibodi dapat memberikan dampak pada kehamilan dengan janin yang memiliki Rh positif. Antibodi akan menembus plasenta dan menyerang darah janin, yang kemudian mengakibatkan hemolisis.

Penyebab HDN yang paling lazim adalah ketidakcocokan Rh-ketika janin memiliki Rh positif, dan orang yang hamil memiliki Rh negatif. Jenis inkompatibilitas golongan darah lain yang melibatkan penanda golongan darah A dan B dapat menyebabkan HDN. Namun, reaksinya cenderung lebih ringan pada ketidakcocokan A atau B bila dibandingkan dengan ketidakcocokan Rh.

Gejala Hemolytic Disease of the Newborn

Penyedia layanan kesehatan Anda dapat mengetahui faktor risiko HDN sebelum kelahiran, namun gejala yang muncul selama kehamilan tidak tampak jelas dan tidak spesifik untuk HDN. Gejala HDN setelah bayi lahir bisa lebih jelas tetapi belum tentu spesifik untuk kondisi ini. Pengujian diagnostik dibutuhkan untuk mendeteksi penyebab distres pada neonatus.

Tanda atau gejala HDN sebelum kelahiran :

  • Kenaikan berat badan ibu hamil yang lebih rendah dari normal 
  • Berat badan janin yang terus berkurang menurut usia kehamilan
  • Aktivitas janin yang lebih rendah dari normal

Bayi mungkin menunjukkan satu atau lebih tanda atau gejala HDN ini setelah lahir:

  • Umum mengalami pembengkakan di seluruh tubuh bayi
  • Perut yang semakin membesar
  • Denyut jantung yang cepat
  • Kulit pucat
  • Kulit tampak kekuningan (jaundice)

bayi kuning
jaundice in newborn


Komplikasi yang berat dapat mencakup cedera pada satu atau berbagai organ tubuh, seperti otak atau ginjal. Hal ini dapat menimbulkan kelainan jangka panjang atau dapat menyebabkan kematian pada bayi.

Komplikasi yang berhubungan dengan HDN

Anemia (rendahnya kadar sel darah merah yang sehat) dapat menimbulkan problem yang berbahaya, terutama bila sel darah merah rusak dengan cepat sebelum tubuh dapat memperbaharuinya. Defisiensi RBC dapat mengakibatkan pasokan oksigen yang tidak memadai ke organ-organ penting dalam tubuh.




Bilirubin adalah produk hasil pemecahan RBC. Hemolisis yang berlangsung cepat dapat menyebabkan akumulasi bilirubin di dalam tubuh. Bahan ini dapat memperburuk kondisi organ tubuh bayi.

Ketika terjadi komplikasi serius yang disebut kernikterus. Ini dapat mengakibatkan lesi permanen pada otak dan dapat menyebabkan kesulitan belajar, gangguan penglihatan, kebutaan, epilepsi, dan sulit untuk belajar berjalan atau mengendalikan gerakan fisik.


Pemeriksaan dan Tes HDN

Disamping pemeriksaan fisik, testing menjadi bagian penting dalam mendiagnosis HDN. Tes darah dapat menunjukkan kondisi bayi yang memiliki RBC rendah, RBC yang imatur, atau antibodi yang dapat merusakan RBC. Selanjutnya, sejumlah tes darah dapat membantu mencari antibodi pada darah ibu hamil.

Tes diagnostik yang dapat membantu mengenali HDN atau beberapa komplikasinya adalah:

  • Level oksigen: Pengukuran non-invasif dengan oksimetri nadi dapat digunakan untuk menentukan apakah bayi kekurangan oksigen.
  • Denyut jantung: Denyut jantung yang cepat dapat terjadi ketika ada volume darah yang rendah karena anemia. Hal ini dapat sangat memberatkan jantung bayi yang masih muda.
  • Tekanan darah: Tekanan darah rendah merupakan sebagai dari efek anemia.
  • Tes Direct Coombs: Tes darah ini dapat menunjukkan antibodi pada RBC bayi.
  • Tes Indirek (Indirect Coombs test): Tes ini dapat menunjukkan adanya antibodi terhadap protein RBC pada darah ibu hamil, dan dapat memberikan informasi mengenai risiko HDN sebelum bayi lahir.
  • Level bilirubin: Tingkat bilirubin yang tinggi dalam darah atau urin bayi merupakan tanda hemolisis. 
  • Golongan darah: Tes darah prenatal dapat menunjukkan apakah orang yang sedang hamil memiliki Rh negatif.
  • Hitung darah lengkap ("Complete Blood Count" (CBC)): CBC dapat menunjukkan jumlah RBC yang rendah dalam darah bayi.
  • Jumlah retikulosit: Ini adalah ukuran RBC yang belum matang. Jumlah retikulosit yang tinggi menandakan bahwa tubuh sedang berupaya mengganti RBC yang mengalami hemolisis.


cek lab darah


Pengobatan untuk HDN?

Perawatan untuk HDN di antaranya adalah metode pencegahan, serta tindakan yang dapat ditempuh jika kondisi ini tidak dapat dicegah dengan baik. Harapan hidup telah meningkat sejalan dengan perawatan yang dikembangkan, tetapi harapan hidup tetap rendah untuk bayi yang mengalami kondisi ini di daerah dengan akses pengobatan terbatas.

Seorang ibu hamil Rhesus negatif yang telah memproduksi antibodi Rhesus akan diawasi secara ketat selama kehamilannya. Pencitraan ultrasonografi dapat mengkaji apakah janin memiliki ciri-ciri anemia.

Amniosentesis mungkin diperlukan untuk mengetahui adanya peningkatan bilirubin dalam cairan amnion yang menyelimuti janin. Darah tali pusat janin juga dapat dijadikan sampel untuk pemeriksaan antibodi, bilirubin, dan bukti-bukti anemia.

Jika memungkinkan, janin akan diberi transfusi darah intrauterin sebelum lahir. Bayi mungkin butuh transfusi darah lebih lanjut setelah lahir.

Fototerapi adalah jenis terapi cahaya yang dapat membantu tubuh mengurangi kelebihan bilirubin. Bayi yang menderita anemia mungkin juga membutuhkan tambahan oksigen, cairan intravena, dan pengelolaan tekanan darah.

Perawatan Jangka Panjang Hemolytic Disease of the Newborn

Bayi yang memiliki kegagalan organ akibat HDN kemungkinan memerlukan perawatan seumur hidup. Ini dapat mencakup obat anti-kejang jika mereka mengalami epilepsi, dialisis jika mereka mengalami gagal ginjal, atau saluran makanan jika mereka mengalami kesulitan makan.

Bisakah Hemolytic Disease of the Newborn dicegah?

Meskipun HDN tidak umum terjadi, HDN diketahui sebagai risiko yang serius selama kehamilan dan persalinan. Perawatan prenatal secara rutin mencakup pemeriksaan golongan darah, yang mengidentifikasi apakah seseorang yang hamil memiliki Rh negatif, faktor risiko terbesar untuk HDN.

Biasanya, ibu hamil dengan Rh negatif dianjurkan untuk menerima pengobatan dengan RhoGAM, sebuah terapi kekebalan yang berfungsi untuk mencegah terbentuknya antibodi terhadap darah dengan Rh positif. Pencegahan antibodi selama setiap kehamilan sangat penting agar kehamilan berikutnya tidak terdampak oleh antibodi yang menyerang RBC janin.

RhoGAM diberikan sekitar pada usia kehamilan 28 minggu. Hal ini juga diberikan dalam rentang waktu 72 jam setelah kelahiran bayi dengan Rh positif. Kadang-kadang mungkin perlu diberikan lebih cepat, seperti sebelum amniosentesis. Prosedur diagnostik invasif ini aman, namun memiliki potensi paparan terhadap darah bayi.

Keguguran atau penghentian kehamilan dapat menyebabkan risiko HDN berikutnya, sehingga Anda mungkin perlu menerima RhoGAM jika Anda mengalaminya juga.
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url